Fakta Menarik Misi Cassini, Pesawat Ruang Angkasa NASA Sebelum Berakhir di Saturnus & Bulan
Selama 20 Tahun pesawat luar angkasa milik Nasa, spacecraft Cassini telah melakukan misinya melintasi luar angkasa. Sebelum mengakhirinya misinya, pesawat ruang angkasa akan melintas 22 kali di antara Saturnus dan cincinnnya.
Misi pesawat ruang angkasa ini akan berakhir dan mendarat ke Saturnus, bagian misi akhir di bulan. Cassini akan terbang di antara cincin planet, kemudian mengumpulkan data yang dianggap sebagai penelitian penting untuk mengetahui usia kedua cincin dan komposisi planet.
“Ini adalah misi baru. Kami terbang di tempat yang tidak ada pesawat ruang angkasa yang pernah diterbangkan sebelumnya,” ujar Linda Spilker, Ilmuwan Cassini project scientist at NASA’s Jet Propulsion Laboratory di California.
Puncak perjalanan dari Cassini akan berlangsung pada 29 November 2016, dengan orbit F-Ring. Dua puluh dua orbit dinilai cenderung akan membawa pesawat ruang angkasa di atas kutub, berkelok-kelok dan semakin dekat ke Saturnus.
Sedangkan pada 15 September 2017 mendatang, setelah sekira 20 tahun berada di ruang angkasa, Cassini akan terjun ke atmosfer Saturnus, yang kemudian hancur dan menguap dengan tekanan dan temperatur di Saturnus.
“Selama misi berjalan, beberapa hal menarik dari perjalanan misi Cassini yang ditemukan yakni :
Perubahan Warna Kutub Utara Saturnus
photo via : www.truthcontrol.com
Menemukan perubahan warna kutub utara Saturnus antara 2012 dan 2016, yang dikaitkan dengan musim Saturnus,” ungkapnya seperti dikutip dari Techtimes, Kamis (26/10/2016).
Metamorfosis berubah dari warna biru rona emas yang diyakini hasil dari produksi lebih tinggi dari fotokimia Hazes di atmosfer. Asosiasi ini juga terkait dengan titik balik matahari di musim panas pada planet tersebut, yang akan berlangsung hingga Mei 2017.
Kerja keras sebelum dijatuhkan ke Saturnus
photo via : www.jpl.nasa.gov
Wahana riset ruang angkasa “Cassini” siap lintasi sebanyak 22 kali antara Saturnus dan cincinnya (26/04). Setelah mengirimkan data akhir ke NASA, September 2017 Cassini dikendalikan untuk hempaskan diri ke dalam atmosfer Saturnus. Dengan demikian secara resmi pesawat nirawak itu mengakhiri misinya sejak diluncurkan pada tahun 1997 dan tiba di orbit Saturnus tahun 2004.
Asal usul sistem planet
photo via : istoe.com.br
Tidak pernah sebelumnya ada wahana ruang angkasa terbang melalui wilayah unik ini, kata manajer NASA Thomas Zurbuchen. “Apa yang akan kita pelajari dari bagaimana ‘Cassini’ melintasi orbit ini akan meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana planet dan sistem planet terbentuk. Pesawat nirawak ini mengungkap berbagai fenomena di ruang angkasa, hingga akhir hayatnya.”
Takut partikel berbahaya
photo via : www.dw.com
Sekitar 2.400 kilometer jarak yang memisahkan planet Saturnus dan cincinnya. “Berdasarkan modelnya, kami berharap bahwa jarak tersebut bebas dari partikel yang berpotensi merusak transmisi pesawat ruang angkasa,” kata manajer NASA, Earl Maize. “Ada beberapa hal yang tidak diketahui, tapi itulah salah satu alasannya, mengapa kami membuat penelitian berani hingga akhir misi Cassini”
Mawar raksasa
photo via : www.inverse.com
Dalam 20 tahun terakhir, “Cassini” telah mengabadikan gambar-gambar spektakuler. Foto yang direkam wahana ruang angkasa menunjukkan pusaran badai di kutub utara planet bercincin itu. Diukur dengan standar badai terestrial, mata badai Saturnus ini diameternya sekitar 2000 kilometer. Awan di tepi luar bergerak dengan kecepatan lebih dari 540 kilometer per jam.
Kehidupan di satu titik
photo via : astrobob.areavoices.com
Mengamatinya harus dengan hati-hati: Foto yang diambil dengan kamera berlensa sudut lebar dari pesawat nirawak “Cassini” juga menunjukkan Bumi –tampak begitu kecil jauh di luar angkasa. Jarak Saturnus ke Bumi kita adalah sekitar 1,44 miliar km. Di bagian luar Saturnus dapat dilihat cincinnya.
Sekilas seperti Pac Man
photo via : www.nasa.gov
Dari panas ke dingin: Warna-warna ini menunjukkan distribusi suhu yang tidak biasa di bulan yang mengorbit Saturnus: Mimas dan Tethys. Data ini diperoleh dengan kamera inframerah “Cassini“.
Ada kehidupan di luar Bumi?
photo via : www.universetoday.com
“Cassini” juga telah mengumpulkan data di Enceladus salah satu bulannya Saturnus, yang memiliki lautan dalam bentuk cair di bawah lapisan es yang menutupinya. Bagi para ilmuwan, ini menjadi indikasi adanya produksi energi. Secara teoritis, Enceladus berpotensi mendukung adanya kehidupan.
Sebuah danau metana
photo via : www.esa.in
Yang juga bagian dari penemuan sensasional dari wahana riset ruang angkasa “Cassini” adalah: danau metana cair di Titan, satelit terbesar Saturnus. Bulan ini ditemukan pada tahun 1655 oleh astronom Belanda. Di abad ini, temuan itupun sangat menarik. Lebih dari sepuluh tahun Cassini meneliti Titan.
Sungai awan
photo via : www.theverge.com
Foto ini mengingatkan kita pada sebuah sungai yang tenang. Foto yang diambil wahana penelitian luar angkasa “Cassini” ini menunjukkan awan di belahan utara Saturnus. Citra direkam kamera utama Cassini dengan menggunakan spektral panjang gelombang cahaya inframerah.
Batas waktu Sebelum Harakiri
photo via : www.spacesafetymagazine.com
Setelah 22 kali mengorbit Saturnus, tanggal 15 September 2017 adalah waktunya mengucapkan selamat tinggal: 20 tahun setelah diluncurkan, wahana berbobot 12.600 kilogram itu akan dikendalikan lakukan “Harakiri” menghempas ke Saturnus. “Cassini“ mengungkap penemuan yang paling luar biasa hingga akhir hidupnya,” kata ilmuwan NASA Linda Spilker. (Ed: Stephanie Höppner/ap/as)