Mengenal Budaya Korea Melalui K-drama
Siapa sih yang tak mengenal Korea Selatan? Setiap mendengar negara ginseng ini apa yang kamu pikirkan? Tak bisa dipungkiri, salah satu hal terkenal dari Korea Selatan yaitu dunia hiburannya yang berhasil menyita cukup banyak perhatian. Karena hal inilah menghasilkan sebuah fenomena yang sering disebut dengan Korean Wave atau Hallyu.
Korean Wave adalah istilah yang merujuk pada tersebarnya budaya pop Korea secara global di berbagai negara diseluruh dunia. Umumnya gelombang Korea ini memicu banyak orang di negara lain untuk mempelajari bahasa Korea dan kebudayaan Korea.
Salah satu penyebab di mulainya Hallyu di berbagai negara ini yaitu drama, film dan kpop. Seperti diketahui, perusahaan TV Korea mengeluarkan biaya besar untuk memproduksi drama dan beberapa di antaranya mencetak kesuksesan dan diekspor ke luar negeri. K-drama atau drama adalah salah satu produk industri yang dikemas secara apik dalam menyajikan tradisi dan budaya negara tersebut.
Selain terhibur dengan alur cerita yang disuguhkan, di drama tersebut kita juga bisa mengenal dan mempelajari tradisi dan budaya yang ada. Nah, berikut ini beberapa tradisi atau budaya Korea Selatan yang bisa kita kenali lewat K-drama.
1. Rumah Tradisional Korea Selatan
Budaya Korea pertama yang bisa kita lihat di K-drama yaitu rumah tradisional Korea Selatan, dimana rumah tradisional ini disebut hanok. Hanok adalah sebutan untuk rumah tradisional Korea, rumah ini memiliki arsitektur unik.
Rumah ini memiliki sistem pemanas yang disebut odol yaitu lapisan batu yang diletakkan dibawah tanah. Ketika lapisan batu tersebut dipanaskan, panasnya ini akan menyebar ke setiap ruangan di dalam rumah sehingga dapat menjaga lantai dan udara tetap hangat saat musim dingin. Hanok ini terbuat dari bahan ramah lingkingan, bagian atapnya terbuat dari genteng atau jerami.
Sementara itu bagian dindingnya dan lantainya terbuat dari tanah liat. Hanok ini memiliki bobot atap rumah yang tidak bersandar pada dinding tetapi pada struktur kayu bangunan agar dapat dinaikan ketika musim panas untuk menurunkan suhu ruangan.
2. Pakaian Tradisional Korea Selatan
Pakaian tradisional Korea Selatan disebut dengan Hanbok. Umumnya hanbok memiliki warna yang cerah dengan garis yang sederhana serta tidak memiliki saku. Hanbok sendiri banyak terpengaruh oleh budaya Cina kuno. Beberapa elemen dasar hanbok pada saat ini seperti jeogori atau baju, baji (celana) dan chima (rok).
Pada masa Dinasti Joseon, jeogori wanita secara perlahan menjadi ketat dan diperpendek. Pada abad ke-16, jeogori agak menggelembung dan panjangnya mencapai dibawah pinggang. Chima pada masa akhir Joseon dibuat panjang dan jeogori menjadi pendek dan ketat. Heoritti atau heorimari yang terbuat dari kain linen difungsikan sebagai korset karena begitu pendeknya jeogori.
Di zaman dulu, kalangan atas memakai hanbok dari kain rami yang ditenun atau bahan kain berkualitas tinggi dan berwarna cerah dan ada juga berbahan kain sutra. Untuk rakyat biasa mereka tidak bisa menggunakan bahan berkualitas baik.
3. Penamaan Orang Korea Selatan
Jika kamu penggemar k-drama, pastinya tahu nama-nama pemainnya. Namun mungkin kamu bingung kenapa nama orang Korea terdiri dari tiga suku kata saja? Setiap negara memiliki aturan yang berkaitan dengan penggunaan nama. Pertama-tama perlu kalian ketahui di Korea sendiri terdapat lebih dari 250 nama marga, namun nama-nama marga yang sering digunakan di Korea adalah Kim, Lee dan Park.
Aturan penggunaan nama di Korea diawali dengan nama marga dan diikuti dengan nama kecil. Dalam bahasa Korea nama kecil disebut dengan “myeong” sedangkan nama marga disebut “seong”. Marga orang Korea mengikuti nama ayah karena mengikuti garis keturunan ayah. Nama kecil orang Korea memiliki arti tertentu yang mengikuti karakter dari huruf China (hanja). Nama kecil ini biasanya terdiri dari dua kata dan bergantung pada asal hanja-nya.
Maka dari itulah nama-nama orang Korea umumnya terdiri dari tiga suku kata, kata pertama dari nama marga dan dua kata yang berasal dari nama hanja.
4. Etika Menyapa dan Memberikan Salam
Ketika menonton drama Korea, tentunya kamu sudah tidak asing lagi dengan kebiasaan membungkuk masyarakat Korea Selatan. Di Korea Selatan membungkuk adalah cara tradisional untuk menyapa, yang bisa berarti salam selamat datang atau selamat tinggal. Membungkuk juga bisa menjadi ungkapan terima kasih, permintaan maaf atau penyesalan yang mendalam.
Cara membungkuk untuk pria biasanya dilakukan dengan berdiri sambil menekan tubuh ke belakang sedangkan untuk wanita biasanya dilakukan dengan beridi sambil meletakkan kedua tangan di depan badan. Selain itu, jabat tangan juga sering dilakukan, untuk pria tangan kiri harus menopang lengan kanan saat berjabat tangan.
5. Etika Memanggil Orang
Nah, pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa di drama Korea para tokoh jarang sekali menyebutkan nama orang langsung dengan nama aslinya? Ini merupakan bagian dari kebudayaan Korea. Di Korea akan dianggap tidak sopan jika kamu menyapa orang langsung dengan menyebutkan nama aslinya, apalagi jika kamu tidak terlalu akrab atau belum kenal.
Perlu diketahui, bahasa Korea sangat mengedepankan unsur kedekatan dan kehormatan. Terdapat sufiks tertentu yang menunjukkan kehormatan dan derajat (usia) diantara dua orang yang sedang berbicara. Sehingga, saat memanggil nama orang harus disertai dufiks seperti -nim (panggilan formal yang disebut di nama akhir atau sebutan profesi seseorang), -ssi (panggilan formal untuk tuan, nyonya, saudara), -ya atau -ah (panggilan non-formal pada orang yang seumuran atau lebih muda).
6. Menghormati Yang Lebih Senior
Di Asia secara umum, kita memang kerap diajarkan untuk selalu menghormati orang yang lebih tua atau status jabatannya lebih tinggi. Maka dari itu, di drama Korea kita mungkin sering melihat tradisi orang Korea yang mempersilakan senior atau orang dengan kedudukan tinggi darinya untuk makan atau minum duluan.
Di Korea sendiri jika posisi kita lebih muda, baru atau junior dibanding orang lain, maka tabu untuk makan atau minum sembarangan sebelum yang lebih senior.
7. Tidak Menyimpan Sepatu Di Dalam Ruangan
Adegan ini pasti sering ada di drama Korea, para tokohnya rajin melepaskan sepatu atau alas kaki yang baru saja digunakan di luar. Lalu mereka akan menggantinya dengan sandal rumah. Sementara itu, alas kaki yang digunakan di luar rumah disimpan di dekat pintu masuk atau di lemari khusus di dekat pintu masuk.
Orang Korea memang cenderung tegas dalam menjaga kebersihan, termasuk tidak membiarkan alas kaki yang sudah kotor digunakan di luar digunakan atau disimpan di dalam ruangan.
8. Makan Malam Setelah Kerja
Di Korea ada juga tradisi makan malam setelah jam kerja, ini dikenal dengan istilah hwesik atau hoesik. Ini adalah salah satu tradisi sosial yang penting di Korea Selatan, maka dari itu kita sering menemukan tradisi ini di berbagai drama atau film Korea.
Acara makan-makan ini biasanya melibatkan petinggi perusahaan, kepala divisi hingga para karyawan. Walaupun kerap dianggap sebagai ajang untuk mempererat hubungan antar sesama pekerja, hoesik ini sempat dianggap problematic karena anggota tim yang lebih muda kadang terpaksa mengikuti acara ini.
9. Pola Belajar Yang Intens
Kalian pernah nonton drama SKY Castle? Drama Korea populer satu ini menceritakan betapa sengitnya persaingan para siswa untuk masuk perguruan tinggi impian bahkan para orang tua pun ikut terlibat didalamnya.
Walaupun dimana-mana proses belajar bisa menjadi hal yang membuat stress dan melelahkan, situasi ini sangat berbeda di Korea dimana mereka sangat kompetitif dalam hal pendidikan.
Tidak jarang para siswa di Korea harus belajar dari pagi hingga malam dan setelah pulang di rumah mereka melanjutkan belajar lagi demi masuk ke kampus dan jurusan impian.
Pola belajar seperti ini sudah biasa di Korea Selatan sehingga sudah bukan menjadi hal yang baru lagi.
Nah, itulah beberapa budaya Korea selatan yang sering muncul di K-drama.