Review Film Fullmetal Alchemist Live-Action
Fullmetal Alchemist merupakan sebuah serial anime yang dulu terkenal bahkan sampai dibuatkan versi anime dan juga versi remakenya. Karena alur cerita dan juga karakter tokohnya, bahkan judul yang satu ini telah dibuatkan film versi manusia alias live actionnya.
Untuk Fullmetal Alchemist Movie Live action sendiri telah rilis di Jepang tahun lalu tepatnya pada bulan desember 2017. Mungkin banyak dari kalian belum sempat menonton film yang satu ini. Apalagi di Indonesia belum ada tayang di bioskop-bioskop Indonesia. Kita tunggu saja seperti apa nantinya Live Action ini. Agar tidak penasaran, berikut ini Travis sajikan sedikit review film Fullmetal Alchemist live action versi gamespot.com.
Cerita Fullmetal Alchemist menceritakan tentang kehidupan Elric bersaudara yakni Al dan Ed dalam setting abad pertengahan eropa dimana ilmu “alchemy” hampir mirip seperti sihir. Saat masih kanak-kanak, Elric bersaudara melakukan sebuah ritual alchemy untuk menghidupkan kembali ibunya namun ritual tersebut gagal dimana Ed kehilangan lengan dan juga kakinya sedangkan Al kehilangan seluruh tubuhnya. Ed pun berusaha mengambil jiwa dari Al dan memasukkannya kedalam sebuah bju zirah hingga akhirnya baju zirah tersbut dapat bergerak sendiri.
Petualangn Elric bersaudarapun terus berlanjut guna mendapatkan kembali tubuh Al agar jiwanya dapat kembali pada tubuh aslinya. Dalam film Fullmetal Alchemist Live Action, film ini terliha terlalu terburu-buru untuk dibuat dimana itu terlihat dari cerita background dari kedua bersaudara ini yang dipotong saat ritual mereka kehilangan tubuh dan angota badannya hingga pada akhirnya tiba-tiba langsung jauh bercerita ke masa depan.
Buat para penonton yang menonton pertama kali tentu saja akan sangat membingungkan, apalagi tidak tahu cerita Fullmetal Alchemist versi animenya. Pastinya akan kebingungan di awal cerita. Untung saja saat pertengahan fiilm, sudah ada sedikit cerita flashback dalam bentuk mimpi dari ed saat mereka melakukan ritual. Namun anehnya saat melakukan ritual tersebut, yang melakukan ritual bukanlah Ed dan AL versi anak kecil melainkan versi mereka saat telah remaja / dewasa.
Mungkin juga karena keterbatasan waktu dalam film ini, pengertian dari Alchemy sendiri agak sedikit hilang dan orang-orang yang menontonya pasti berpikiran bahwa ini adalah ilmu sihir. Padahal yang sebenarnya Alchemy terdapat prinsip “law of equivalent exchange” dimana kita harus memberikan sesuatu untuk mendapatkan hal lainnya dalam ukuran ataupun standar yang setara.
photo via : www.gamespot.com
Buat kalian penggemar animenya, pasti sudah tahu jika Alchemy itu berbeda dengan sihir, sesuai dengan hukum alchemy yang travis sebutkan sebelumnya. Namun kurang dijelaskannya hukum tersewbut membuat Alchemy seolah – olah terlihat seperti ilmu sihir / magic. Kita bisa melihat hal it saat Ed menjetikkan jarinya dan tiba-tiba keluar bola api, padahal ada hukum lain yang harus dijelaskan terlebih dahulu kenapa fenomena tersebut dapat terjadi.
Bergenre fantasi, tentu saja adalah suatu tantangan tersendiri dalam embuat film ini, diaman banyak adega-adegan yang memerlukan efek CG. Di cerita live action ini sendiri untuk efek CG yang ada dalam kejadian seperti proses ALchemy dan alur cerita lainnya sungguh kurang, dan kalian mungkin tidak percaya kalu film ini dibuat tahun lalu, dan bukan pada tahun 90-an.
Namun efek CG yang kurang memuaskan itu hanya ada pada cerita ataupun proses alchemy yang bisa memuncul hal – hal ajaib saja yah. Untuk efek CG pada kostum baju zirah Al bisa dibilang amat bagus, karena mungkin mencampurkan beberapa efek praktis dengan efek CG.
Secar keseluruhan, rancangan visual karakter dalam Fullmetal Alchemist ini bisa dibilang kurang memuaskan itu bisa dilihat dari pakaian karakter dan wig yang sepertinya tidak sesuai. The “Homonculi” Lust, Envy, dan Gluttony yang merupakan tokoh antagonisnya terliha tidak bagus dengan kostum dan juga wig yang mereka gunakan.
Yang lebih mengherankan lagi, ilmu Alchemy yang dilakukan oleh Elric bersaudara sebagian besar hanya meletakan tangan di tanah dan tiba – tiba muncul gundukan tanh lainnya. Padahal sebenarnya harus Ed terutama adalah seorang Alchemy yang genius dan mampu melakukan ilmu Alchemy yang lainnya. Jadi bisa dibilang mungkin beberapa orang yang menonton dan juga penggemar dari Ed agak akan agak kecewa karena Ed kurang impresif di serial live action ini.
Secara keseluruhan, versi life action dari Fullmetal Alchemist ini bisa dibilang kurang greget, karena mengambil sama persis alur dan step cerita yang ada di anime, sama sekalai tidak ada penambahan atau improvisasi dari versi animenya. Jadi buat kalian yang menonton mungkin akan terasa bosan karena alur ceritanya yang menjiplak total. Buat sobat Travis yang penasaran seperti apa film Fullmetal Alchemist versi live actionnya, tunggu tayang di bisokop yah ^^