Berhentilah Bertanya Pada Temanmu “Kapan Nikah” Mentang-mentang Kamu Sudah Menikah
Menikah adalah hal yang luar biasa ketika kamu sudah menjalaninya. Dengan menikah seolah hidupmu sudah lengkap dan merasa paling beruntung di dunia ini. Ketika kamu sudah menikah dan teman-temanmu yang masih asyik sendiri, kamu sering bertanya pada mereka dengan pertanyaan “Kamu kapan nyusul aku?“. Terdengar remeh dan menurutmu hanya sekedar candaan saja kan ? Namun ada baiknya kamu mulai berhenti mempertanyaakan pertanyaan seperti itu pada temanmu, Kenapa ? Hal-hal ini akan menyadarkanmu, walaupun kamu sudah menikah, kamu tidak berhak menanyakan “Kapan nyusul ?” ke temanmu.
1. Buat kamu mungkin itu hanya sekedar godaan saja. Tapi beda halnya jika temanmu seseorang yang sensitif, pertanyaan itu hanya akan melukai hatinya
Terkadang kita tidak sadar telah melukai seseorang walaupun tujuannya hanya sekedar bercanda saja. Begitu juga dengan pertanyaanmu yang seringkali kamu tanya ke temanmu yang masih single atau yang sudah punya pacar namun tidak tahu kapan akan menikah. Kamu sering bertanya ” Kamu kapan nyusul aku?”, mungkin untukmu dan sebagian orang pertanyaan itu biasa saja. Namun beda halnya buat temanmu yang perasa, pertanyaanmu mungkin bukanlah terdengar biasa tapi malah melukainya. Mungkin kamu memang sudah mengenalnya cukup lama, namun itu bukan jaminan kalau kamu mengenal temanmu dengan baik. Apa yang kamu lihat tentangnya tidak sama dengan apa yang ada dalam dirinya. Bisa jadi temanmu memiliki pengalaman kisah cinta yang menyakitkan, dicampakan atau bahkan pernah mengalami kegagalan saat akan menuju ke pelaminan.
2. Dari pada kamu menanyakan “Kapan nyusul?” ketemanmu mendingan kamu bilang “Semoga kamu cepat menemukan jodoh ya?” itu lebih baik
Ada baiknya mulai sekarang kamu stop menanyakan “Kapan nyusul?” ke temanmu yang belum juga menikah. Karena tingkat humor seseorang berbeda-beda, mungkin terdengar lucu di telingamu namun belum tentu buat orang lain. Pertanyaan itu juga bisa menyakiti hati temanmu dan terkesan kamu terlalu ikut campur urusan mereka. Daripada kamu menanyakan hal itu pada temanmu yang mungkin saja belum memiliki pasangan atau belum memiliki modal untuk menikah, sebagai teman yang baik lebih baik kamu mendoakan mereka untuk segera bertemu jodohnya.
3. Kamu tidak tahu beban hidupnya kan ? dan tentunya kamu tahu menikah tidaklah semudah membalikan telapak tangan
Setiap orang memiliki jalan kehidupannya masing-masing dan kamu juga pasti tahu itu. Kesiapan seseorang untuk berani mengambil keputusan untuk menikah berbeda dengan kesiapanmu yang kemarin sebelum memutuskan untuk menerima lamaran kekasihmu. Masih banyak faktor lainnya yang harus dipikirkan matang-matang soal pernikahan. Di luar, kamu memang mengenalnya sebagai seseorang yang menyenangkan, tak pernah kesulitan dalam bergaul dan mapan dalam urusan materi. Mungkin karena hal itu kamu tergoda untuk menanyakannya kenapa belum juga menikah. Sebenarnya temanmu juga ingin menikah sepertimu, mungkin karena pasangan yang tak kunjung datang melamar atau terhambat restu orang tua. Tak banyak yang tahu beban apa yang sedang dipikul temanmu untuk memperjuangkan sebuah pernikahan. Dan kamu yang lebih dulu melangkah ke pernikahan pasti paham betul bahwa mempersiapkan pernikahan tidak semudah membalikan telapak tangan.
4. Tujuan hidup temanmu berbeda denganmu. Ada banyak hal yang membuatnya lebih memilih sendiri dulu
Tujuan hidup masing-masing orang jelas berbeda. Kalau kamu mungkin ingin menikah di saat usiamu yang masih muda, tapi berbeda dengan temanmu yang lebih memilih untuk menggapai cita-citanya atau ingin membahagiakan orang tuanya terlebih dahulu. Itulah mengapa kamu tak perlu lagi menanyakan kapan temanmu segera melepaskan masa lanjangnya. Karena dengan terus mencecarnya dengan pertanyaan itu berarti kamu tidak bisa menghargainya, sama dengan jika kamu ditanya “Kapan punya momongan?” kamu juga merasa gerah kan ?. Itu semua adalah takdir tuhan yang kita sendiri tidak bisa memperediksinya.
5. Kamu juga tahu, menikah bukanlah satu-satunya kadar kebahagiaan
Menurut sebagian orang, menikah memang terdengar menyenangkan. Hidup tak lagi sendirian, namun bukan berarti mereka yang belum menikah tak sebahagian kamu. Menikah bukanlah sebuah ukuran kebahagiaan seseorang, karena kebahagiaan orang tersebut berbeda-beda. Tidak usah lagi bertanya kapan menyusulmu menikah, karena mereka sendiri merasa bahagia dengan keadaannya yang sekarang. Jika kamu merasa kebahagiaanmu memang perlu dibagikan, bagikanlah cerita tentang bagaimana indahnya hidup berumah tangga bukannya memburu temanmu dengan pertanyaan kapan menyusul.
6. Pernikahan itu bukanlah siapa cepat dia yang dapat, namun menikah juga perlu kesiapan lahir dan batin
Jika menurutmu menikah adalah hal yang mudah, maka kamu patut bersyukur kepada Tuhan karena telah mempermudah jalanmu. Kamu menemukan seseorang yang sama siapnya denganmu dan memiliki materi yang berkecukupan. Namun kemudahaan itu tak selalu dimiliki oleh orang lain termasuk temanmu. Temanmu mungkin memiliki pekerjaan yang baik dan orangtuanyapun sudah menginginkannya untuk segera menikah, tapi mau bagaimana lagi, takdirlah yang belum berpihak padanya. Atau dia sudah memiliki jalan kemudahaan sepertimu namun hati dan pikirannya belum siap untuk memasuki gerbang pernikahan. Kamu sebagai temannya hanya berhak untuk mendukungnya tanpa harus memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya tidak penting.
Mulai dari sekarang berhentilah bertanya “Kapan nyusul aku menikah?” ke temanmu, karena setiap orang memiliki kehidupan masing-masing dan kebahagiaan masing-masing. Jika sudah saatnya maka takdir akan berpihak padanya. Jangan sampai temanmu merasa tidak nyaman, karena setiap bertemu kamu selalu bertanya soal “kapan menikah”, sebagai teman lebih baik kamu mendoakannya saja. Jika kamu diposisi mereka, kamu juga pastinya merasa tidak nyaman dengan pertanyaan itu kan ?