Profil Prabowo Subianto
Letnan Jenderal TNI (Purn.) H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo adalah seorang politisi, pengusaha dan perwira tinggi militer Indonesia. Ia berdarah Jawa Banyumasan karena keluarga ayahnya berasal dari Kebumen dan Banyumas. Prabowo Subianto menempuh pendidikan dan jenjang karir militer selama 28 tahun sebelum berkecimpung dalam dunia bisnis, politik dan pemerintahan.
Biodata Prabowo Subianto
Nama : Prabowo Subianto
Tempat Lahir : Jakarta, Indonesia
Tanggal Lahir : 17 Oktober 1951
Pendidikan :
- Elementary School (Hongkong)
- Victoria Institution (Malaysia)
- International School (Swiss)
- American School In London, United Kingdom
- AKABRI Magelang
Ayah : Soemitro Djojohadikoesoemo
Ibu : Dora Marie Sigar
Istri : Siti Hediati Hariyadi (1983 – 1998)
Anak : Ragowo Hediprasetyo Djojohadikoesoemo
Kehidupan Prabowo Subianto
Prabowo Subianto lahir di Jakarta pada 17 Oktober 1951, ia merupakan anak ketiga dan putra pertama dari Soemitro Djojohadikusumo yang berasal dari Kebumen, Jawa Tengah dan ibunya Dora Marie Sigar yang lebih dikenal sebagai Dora Soemitro yaitu seorang wanita Kristen Protestan berdarah Minahasa yang berasal dari keluarga Maengkom di Langowan, Sulawesi Utara.
Ayahnya adalah seorang pakar ekonomi dan politisi Partai Sosialis Indonesia yang pada saat itu baru saja selesai menjabat sebagai Menteri Perindustrian di Kabinet Natsir. Prabowo Subianto memiliki dua orang kakak perempuan yaitu Biantiningsih Miderawati dan Maryani Ekowati dan seorang adik lelaki bernama Hashim Djojohadikusumo.
Dari keluarga ayahnya, Prabowo Subianto merupakan cucu dari Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia dan Ketua Dewan Pertimbangan Agung yang pertama. Nama pertamanya diambil dari pamanya, Kapten Soebianto Djojohadikoesoemo, seorang perwira Tentara Keamanan Rakyat yang gugur pada Pertempuran Lengkong pada Januari 1946 di Tangerang.
Keluarga Djojohadikusumo sendiri merupakan keturunan dari Raden Tumenggun Kertanegara, seorang panglima laskar Pangeran Diponegoro di wilayah Kedu dan Adipati Mrapat, bupati Banyumas yang pertama. Dengan itu, garis keturunan keluarga itu dapat ditarik lagi pada penguasa-penguasa awal Kesultanan Mataram.
Masa kecil Prabowo banyak dihabiskan di luar negeri, terutama setelah keterlibatan ayahnya menentang pemerintahan Presdien Soekarno di dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia di Sumatera Barat. Setelah kejatuhan Soekarno dan naiknya Soeharto, barulah keluarga Soemitro kembali ke Indonesia dan Prabowo masuk ke AKABRI di Magelang, Jawa Tengah.
Perjalanan Karir Prabowo Subianto
Prabowo mengawali karir militernya di TNI Angkatan Darat pada tahun 1974 sebagai seorang Letnan Dua setelah lulus dari AKABRI Darat di Magelang. Dari tahun 1976 hingga 1985, Prabowo bertugas di Komando Pasukan Sandi Yudha, pasukan khusus Angkatan Darat pada saat itu.
Salah satu penugasan pertamanya adalah komandan pleton pada Grup I/ Para Komando yang menjadi bagian dari pasukan operasi Tim Nanggala di Timor Timur. Ia juga berperan besar dalam memimpin sebuah misi penangkapan terhadap Nicolau dos Reis Lobato, pemimpin Fretilin yang pada saat Operasi Seroja menjabat sebagai Perdana Menteri.
Pada tahun 1985, Prabowo menjadi wakil komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328, pasukan para raider di Kostrad. Dua tahun kemudian, setelah menamatkan pelatihan Special Forces Officer Course di Fort Benning, ia menjadi komandan batalyon tersebut.
Pada tahun 1993, Prabowo kembali ke pasukan khusus yang kini dinamai Komando Pasukan Khusus. Ia diangkat menjadi komandan Grup 3/ Sandhi Yudha, salah satu komando kontra-insurjensi Kopassus.
Pada Desember 1995, Prabowo diangkat sebagai komandan jenderal Kopassus dengan pangkat mayor jenderal. Sebagai komandan jenderal, salah satu tugas pertama Prabowo adalah operasi pembebasan sandera Mapenduma.
Pada 20 Maret 1998, Prabowo diangkat menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat. Sebagai panglima Kostard, Prabowo membawahi sekitar sebelas ribu pasukan cadangan ABRI.
Pada 21 Mei 1998, Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya. Penggantinya Habibie dilantik pada hari yang sama. Pada siang harinya, Prabowo menemui Habibie dan meminta agar dirinya ditunjuk sebagai Panglima ABRI menggantikan Wiranto. Namun, Habibie memberhentikan Prabowo dari jabatannya sebagai panglima konstrad. Prabowo kemudian berangkat mendatangi Istana Negara, namun dihalangi untuk bertemu Presiden. Ia kemudian memerintahkan agar istana dikelilingi oleh tank dan serdadu Kostrad.
Karir Pemerintahan
Prabowo bergabung dengan Pemerintahan di tahun 2019 sebagai Menteri Pertahanan Indonesia di Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin oleh Joko Widodo.
Sebagai amanah daru UU Pengelolaan Sumber Daya Nasional Untuk Pertahanan Negara yang ditinggalkan oleh pendahulunya, Prabowo wajib merekrut dan melatih komponen cadangan. Anggota dari komponen cadangan bukan militer aktif, namun dapat sewaktu-waktu dipanggil memperkuat Tentara Nasional Indonesia disaat darurat.
Pada September 2020, Menhan Prabowo memimpin langsung renegosiasi kontrak KFX IFX. Bersama Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Direktur Utama PTDI, Prabowo menghadiri peluncuran prototype pesawat dengan bendera merah putih dan bendera Korea di bawah kokpit. Prototype pertama KFX IFX yang sekarang dinamai KF-21 telah berhasil terbang perdana pada 19 Juli 2022.
Mengingat sebagian alat utama persenjataan TNI sudah tua, Presiden Jokowi meminta Menha Prabowo untuk merencanakan anggaran dan belaja pertahanan selama 25 tahun ke depan. Prabowo menyakini perencanaan yang panjang dengan asumsi anggaran pertahanan dikunci 0,8% dari PDB Indonesia akan memungkinkan Indonesia membeli alat utama persenjataan tercanggih dan juga membangun industri pertahanan dalam negeri.
Karir Bisnis
Prabowo memiliki dan pernah memimpin 27 perusahaan di Indonesia dan luar negeri. Ia sendiri adalah Presiden dan CEO PT. Tidar Kerinci Agung yang bergerak dalam bidang produksi minyak kelapa sawit, lalu PT Nusantara Energy yang bergerak dalam bidang migas, pertambangan, pertanian, kehutanan dan pulp, ada juga PT Jaladri Nusantara yang bergerak di bidang perikanan.
Setelah meninggalkan karir militernya, Prabowo memilih untuk mengikuti karir adiknya dan menjadi pengusaha. Karir Prabowo sebagai pengusaha dimulai dengan membeli Kiani Kertas, perusahaan pengelola pabrik kertas yang belokasi di Mangkajang, Kalimantan Timur.
Pengalaman Profesional
- Basic course of infantry subdivisions (1974)
- Commando Course (1975)
- Jump Master (1977)
- Investigation officer course (1977)
- Free Fall (1981)
- Counter Terorist Course, GSG-9 Germany (1981)
- Special Forces Officer Course, Ft. Benning USA (1981)
Riwayat Jabatan
- Platoon Commander of Commandos Group-1 Kopassandha (1976)
- Company Commander of Commandos Group-1 Kopassandha (1977)
- Deputy Commander of Detachment-81 Kopassus (1983-1985)
- Deputy Commander of the airborne infantry battalion Kostrad (1985-1987)
- Commander of the airborne infantry battalion 328 Kostrad (1987-1991)
- Chief of brigade staff airborne infantry 17/Kujang I/Kostrad (1991-1993)
- Group Commander-3/special force training center (1993-1995
- Deputy Commander of Special Force Command (1994)
- Commander of Special Force Command (1995-1996
- General Commander of Special Force Command (1996-1998)
- Command Commander of the Army’s strategic reserve Command(1998)
- Staff and Command Army’s School Commander(1998)
- Chairman of HKTI (2004-2009)
- Chairman of HKTI (2010-2015)
- Chairman of Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) (2001-2011)
- Commissioner Oil and Gas Company in Kazakhstan
- Head Commissioner of PT Tidar Kerinci Agung
- President and CEO of PT Nusantara Energy
- President and CEO of PT Jaladri Nusantara
- Advisory Board of Organisasi Kosgoro
- Head of Kebangsaan University
- Founder of Koperasi Swadesi Indonesia (KSI)
- Head of Koperasi Garuda Yaksa
Riwayat Tanda Jasa
- Bintang Kartika Eka Paksi Naraya
- Satya Lencana Kesetiaan XVI Tahun
- Satya Lencana Seroja Ulangan-III
- Satya Lencana Raksaka Dharma
- Satya Lencana Dwija Sistha
- Satya Lencana Wira Karya
- The First Class The Padin Medal Ops Honor dari Pemerintah Kamboja
- Bintang Yudha Dharma Naraya
Riwayat Publikasi
- Selamatkan Indonesia Raya (2009)
- Membangun Kembali Indonesia Raya (2014)
- Paradoks Indonesia (2015)
- Indonesia Menang (2019)