Apa Itu Resesi Ekonomi, Dampak dan Hal Yang Harus Dipersiapkan
Apa itu Resesi? Beberapa belakangan ini pasti kamu sering sekali mendengar kata “resesi” baik itu dalam media sosial maupun teman-teman terdekat. Tapi, apa sih sebenarnya resesi itu? Buat kalian yang belum mengetahuinya, resesi adalah suatu keadaan dimana perekonomian suatu negara sedang memburuk yang terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, pengangguran meningkat maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Seperti yang kita ketahui, pada tahun 2020 dunia mengalami peristiwa menyebarnya virus SARS-CoV-2 atau yang dikenal dengan virus corona (Covid-19). Sejak dunia mengalami pandemi Covid-19, secara signifikan kebiasaan masyarakat berubah mulai dari aktivitas yang dibatasi. Akibatnya, aktivitas ekonomi mulai terganggu dan berakibat pada lemahnya daya beli serta perlambatan ekonomi.
Selain itu, perlambatan ekonomi juga membuat sektor riil menahan kapasitas produksinya sehingga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akan sering terjadi bahkan beberapa perusahaan mungkin akan gulung tikar. Kinerja instrumen investasi juga akan mengalami penurunan sehingga investor cenderung menempatkan dananya pada bentuk investasi yang aman. Ekonomi yang sulit juga berdampak pada pelemahan daya beli masyarakat karena mereka lebih selektif menggunakan uangnya dengan fokus pemenuhan kebutuhan terlebih dahulu.
Tak dipungkiri lagi, resesi ekonomi ini menyebabkan angka pengangguran dan jumlah penduduk miskin di berbagai negara akan ikut meningkat.
Dampak Dari Resesi
Resesi bukanlah kondisi yang menguntungkan bagi perekonomian. Resesi ekonomi ini dapat terjadi hampir disemua jenis bisnis baik yang skala besar maupun berskala kecil. Hal ini pun diperparah dengan kondisi kredit yang kian ketat, dimana permintaan atau pengajuan permohonan menurun atau menjadi lebih lambat sehingga menciptakan kekhawatiran, ketidakpastian dan ketakutan secara umum.
Berikut ini dampak resesi ekonomi yang tidak hanya berpengaruh pada pemerintah, tapi juga perusahaan dan individu.
1. Dampak Resesi Pada Pemerintahan
Pemerintahan juga bisa terkena dampak dari resesi ini, dimana dampak yang paling terasa adalah jumlah pengangguran yang kian meningkat. Pemerintah akan dituntut untuk segera menemukan solusi mengakhiri resesi sehingga lapangan pekerjaan kembali terbuka untuk menyerap tenaga kerja.
Pinjaman pemerintah juga akan melonjak tinggi karena pemerintah di setiap negara akan membutuhkan dana yang cukup untuk membiayani berbagai kebutuhan untuk pembangunan negara. Sumber pendapatan negara dari pajak dan nonpajak juga menjadi sangat rendah, sebab resesi pekerja menerima penghasilan lebih rendah sehingga pemerintah menerima pajak penghasilan yang lebih rendah.
Selain itu, harga propertu lebih rendah sehingga pajak yang didapatkan dari jual beli properti lebih rendah. Pengeluaran masyarakat juga cenderung lebih rendah sehingga berpengaruh pada pendapatan PPN yang lebih rendah.
Pembangunan tetap dituntut untuk terus dilakukan diberbagai sektor pemerintah termasuk menjamin kesejahteraan rakyatnya. Hal ini pun menyebabkan pengeluaran pemerintah dalam hal pembayaran kesejahteraan rakyat seperti tunjangan atau bantuan sosial, subsidi dan lainnya. Penuruanan pendapatan pajak dan meningkatnya pembayaran kesejahteraan membuat defisit anggaran dan kian meningginya hutang pemerintah. Pinjaman ke bank asing juga akan meningkat.
2. Dampak Resesi Pada Perusahaan
Akibat terjadinya resesi, para pebisnis juga sangat memungkinkan mengalami kebangkrutan. Hal ini bisa terjadi dipicu dari berbagai faktor seperti ekonomi negatif, tergerusnya sumber daya riil, krisis kredit, jatuhnya harga aset berbasis utang dan lainnya. Saat sebuah bisnis mengalami kegagalan maka perusahaan mengalami penurunan pendapatan secara drastis. Ketika penurunan pendapatan terjadi efek domino pun terjadi terhadap kehidupan ekonomi para pekerja, akan banyak pekerja yang terkena PHK.
Sementara bagi para pekerja yang terkena penurunan upah kemudian akan kehilangan sebagian pendapatannya. Pendapatan yang menurun, tentunya dapat mempengaruhi melemahnya daya beli masyarakat.
Mereka yang terkena PHK akan sulit untuk memenuhi kebutuhannya. Di saat daya beli masyarakat menurun, potensi perusahaan untuk meningkatkan pendapatan pun semakin kecil. Hal inilah yang akan mengancam kelancaran arus kasnya.
Terlebih jika terjadi resesi, maka masyarakat akan lebih berhati-hati dalam menggunakan uangnya sehingga tingkat permintaan terhadap barang dan jasa mengalami penurunan, maka laba perusahaan juga ikut menurun.
Yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu perang harga, perusahaan akan menggantungkan dirinya di pangsa pasar. Mereka akan melakukan pemotongan harga besar-besaran untuk menarik minat beli pada konsumen tentu saja ini akan berefek pada berkurangnya profitabilitas. Profitabilitas yang berkurang dapat memaksa perusahaan untuk melakukan efisiensi dengan cara menutup area bisnis yang kurang menguntungkan dan memotong biaya operasional. Tak jarang juga dalam upaya pemotongan tersebut perusahaan akan menurunkan upah pekerja atau melakukan PHK.
3. Dampak Resesi Pada Pekerja
Bagi para pekerja, resesi ini memberikan dampak yang nyata yaitu pemutusan hubungan kerja yang kemudian menjadikannya kehilangan pendapatan utama dan membuat mereka menjadi pengangguran. Pengangguran juga dituntut untuk tetap memenuhi kebutuhan hidupnya baik untuk diri sendiri maupun keluarganya.
Masalah pengangguran tidak hanya menimbulkan dapak pada perekonomian tapi juga sosial. Tingkat pengangguran yang tinggi menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya ketidakstabilan ekonomi yang mengarah kepada vandalisme dan kerusuhan di masrakat. Bahkan pengangguran masal juga dapat mengancam tatanan sosial kehidupan berbangsa dan bernegara.
Hal Yang Harus Dipersiapkan
Lalu bagaimana cara meminimalisis dampak dari resesi ekonomi? Berikut ini beberapa hal yang harus dipersiapkan.
1. Siapkan Dana Darurat
Masih ingatkan kalian dengan rumus perencanaan keuangan 10-20-30-40? Pastikan 20% dari dana yang kalian gunakan untuk investasi dialokasikan untuk dana darurat. Semakin besar proporsinya maka akan semakin siap kalian dalam memenuhi kebutuhan di tengah kondisi resesi ekonomi. Perlu kalian ingat, hal ini sangat penting karena suatu saat kalian bisa saja kehilangan pekerjaan karena perusahaan ditempat kalian bekerja tutup.
2. Kurangi Pengeluaran Keluarga
Mulailah untuk mengurangi dan tidak menambahkan beban pengeluaran seperti utang. Jika memungkinkan segera lunasi utang, tapi jika merasa masih berat maka segeralah bernegosiasi ajukan ke lembaga jasa keuangan untuk restrukturisasi. Perlu diingat, jangan anggap enteng utang yang kamu miliki, meskipun itu hanya dari kartu kredit karena kamu tidak akan tahu kondisi keuanganmu ketika resesi ekonomi terjadi.
3. Lihat Portfolio Investasimu
Jika kondisi pasar global sudah mulai menurun maka segeralah atur ulang portfolio investasimu kedalam bentuk yang lebih aman seperti emas.
4. Hidup Sederhana
Jika selama ini kamu hidup terlalu berhura-hura, cobalah untuk hidup sewajarnya. Tetaplah lakukan konsumsi seperti biasa karena bisa membantu ekonomi tetap tumbuh. Karena konsumsi masyarakat berperan besar pada pertumbuhan ekonomi kita. Namun kamu tetap perlu berkomitmen pada rencana keuangan dengan tetap menyisihkan uang untuk tabungan dan investasi serta dahulukan kebutuhan. Kurangilah pembelian produk yang sebetulnya tidak terlalu diperlukan apalagi sifatnya hanya kesenangan jangka pendek.
5. Ikuti Perkembangan Ekonomi
Cermati perkembangan kondisi ekonomi terbaru dan mulailah memanfaatkan peluang disekitarmu yang dapat bernilai ekonomi. Kmau juga tak perlu ragu untuk usaha kecil-kecilan jika dirasa kondisi keuanganmu masih lemak karena jelas kamu membutuhkan penghasilan tambahan untuk menopang keuangan keluarga.
Tetaplah semangat dalam menjalani hidup, bagaimana pun keadaan kita harus melewatinya dan melakukan pemulihan secepatnya. Badai pasti akan berlalu!!