Profil Gibran Rakabuming
Gibran Rakabuming adalah seorang pengusaha dan politisi Indonesia yang menjabat sebagai Wali Kota Surakarta. Ia juga merupakan putra sukung daru Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Sejak kecil Gibran menetap di Surakarta namun saat SMP dirinya pindah ke Singapura untuk melanjutkan sekolah SMA di Orchid Park Secondary School. Pada tahun 2007, ia lulus dari Management Development Institute of Singapore dan melanjutkan studinya ke program Insearch di University of Technology Sydney. Lalu ia menjabat sebagai ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia kita Solo.
Gibran Rakabuming menikah pada tahun 2015 dengan mantan putri Solo bernama Selvi Ananda dan dikaruniai dua orang anak.
Pada tahun 2016, Gibran mendirikan sebuah aplikasi pencari pekerja lepas dan paruh waktu bernama Kerjaholic bersama Leonard Hidayat, Josh Ching, Michael, Daniel Hidayat. Lalu pada tahun 2019 bersama adiknya Kaesang Pangarep, Chef Arnold dan Randy Julius mendirikan sebuah restoran bernama Mangkokku. Namun sebelumnya ia membangun Goola bersama Kevin Susanto dan mendapatkan pendanaan dari Alpha JWC Ventures.
Kemudian dalam Pilkada 2020, Gibran mendaftarkan diri sebagai calon Walikota Solo dari PDI-P untuk Pemilihan Wali Kota Solo periode 2020 – 2025.
Biodata Gibran Rakabuming
Nama : Gibran Rakabuming Raka
Tempat Lahir : Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
Tanggal Lahir : 1 Oktober 1987
Pendidikan :
- SDN 16 Mangkubumen Kidul
- SMPN 1 Surakarta
- Orchid Park Secondary School
- Management Development Institute of Singapore (MDIS)
- Universitas Teknologi Sydney
Pekerjaan : Politikus, Pengusaha
Ayah : Joko Widodo
Ibu : Iriana
Saudara :
- Kahiyang Ayu
- Kaesang Pangarep
Istri : Selvi Ananda
Anak :
- Jan Ethes Srinarendra (l. 2016)
- La Lembah Manah
Kehidupan Gibran Rakabuming
Gibran Rakabuming adalah putra sulung pasangan Joko Widodo dan Iriana. Ia memiliki dua adik bernama Kahiyang Ayu dan Kaesang Pangarep. Setahun kelahirannya, nama Gibran digunakan nama perusahaan oleh Bapaknya yang bergerak di usaha mebel yaitu CV. Rakabu.
Gibran menghabiskan masa kecilnya di Solo, ia menempuh pendidikan di SDN Mangkubumen Kidul, Surakarta. Kemudian melanjutkan SMPN 1 Surakarta. Setelah itu, Gibran menempuh pendidikan di luar negeri tepatnya di Orchid Park Secondary School, Singapura.Setelah lulus SMA, Gibran menalnjutkan ke Management Development Institute of Singapore. Gibran berhasil lulus dari kampus pertamanya pada tahun 2007. Dari Singapura, Gibran pindah ke Australia untuk Insearch di Unoversity of Technology Sydney pada tahun 2010.
Selama tinggal di luar negeri hampir 8 tahun dan menyelesaikan sekolahnya, Gibran hidup mandiri jauh dari kedua orang tuanya. Orang tua Gibran sengaja mengirim anak-anaknya sekolah di luar negeri agar mereka bisa mandiri. Bahkan orang tuanya hanya memberi uang jajan secukupnya untuk makan tiga kali sehari selama merantau di luar negeri. Hal ini pun membuat Gibran sempat bekerja paruh waktu di beberapa restoran cepat saji di Australia.
Perjalanan Karir Gibran Rakabuming :
Pengusaha
Setelah Gibran kembali ke Indonesia, ia mengikuti jejak sang Bapak menjadi pengusaha. Usaha pertama yang Gibran buka adalah makanan katering bernama Chili Pari.
Pada tahun 2017, ia mendirikan sebuah restoran Pasta buntel yang berfokus pada makanan Italia. Lalu Gibran juga membuka usaha lainnya bernama kopi CS Coffee Shop dan Ceker Ayam Bakar. Sebelumnya pada tahun 2016, Gibran mendirikan sebuah usaha perbaikan elektronik atau reparasi produk khusus Apple bernama iColor.
Tak sampai disitu saja, Gibran juga memiliki usaha lainnya tak hanya dibidang kuliner. Gibran juga memiliki usaha produk jas hujan bernama Tugas Negara Bos.
Pada tahun 2018, Gibran bersama temannya Kevin Susanto mendirikan sebuah perusahaan startup bernama Goola. Dimana perusahaan yang berfokus pada kuliner ini berhasil menerima pendanaan dari Alpha JWC Ventures sebesar Rp. 70 Miliar.
Selain membuka usaha bersama temannya, Gibran juga berkolaborasi dengan adiknya Kaesang Pangarep dan Chef Arnold dengan membuka restoran bernama Mangkok Ku. Gibran juga berkerja sama dengan adiknya lagi dengan mendirikan perusahaan produk makanan dan minuman dengan nama Kemripik dan Ngedrink.
Aktifnya Gibran di dunia usaha, membuatnya pernah menduduki jabatan sebagai Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia kota Solo. Gibran juga pernah didapuk menjadi Komisaris PT Rakabu Sejahtera.
Karir Politik
Pada tahun 2020, Gibran mengejutkan sejumlah pihak lantaran mendaftarkan diri sebagai calon Wali Kota Solo dari PDIP untuk pemilihan Wali Kota Solo. Pada akhirnya Gibran menjabat sebagai Wali Kota SOlo 2021 – 2026.
Dengan masuknya Gibran ke dunia politik banyak cibiran hingga kritikan dari berbagai pihak. Sederet pengamat menyematkan tunduhan praktik politik dinasti dalam keluarga Joko Widodo yang kini masih menjabat sebagai Presiden.
Dalam ajang pemilihan Wali KotaSolo 2020, Gibran berhasil menang dengan perolehan suara sebesar 225.451 atau setara dengan 86,53% melawan pasangan Bagyo Wahyono dan FX Suparjo.
Gibran Rakabuming dan Teguh Prakasa resmi dilantik sebagai Wali Kota dan Wali Wali Kota Solo pada 26 Februari 2021.
Karir Gibran Sebagai Wali Kota
Jika dihitung, kini sudah dua tahun kiprah Gibran sebagai Wali Kota Solo. Ia pun menorehkan sejumlah perkembangan positif dan mengubah wajah kota Solo.
Atas bantuan dari Presiden Persatuan Emirat Arab Mohamed Bin Zayed Al-Nahyan pada 14 November 2022, Gibran menuntaskan pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. Masjid ini berdiri di lahan seluas 3,6 hektare, dimana dapat menampung sekitar 10 ribu orang. Diketahui Masjid pemberian Pangeran UEA ini memiliki anggaran sekitar Rp. 300 Miliar.
Selanjutnya ada revitalisasi Solo Technopark yang terletak di Jebres. Kawasan Sains dan Teknologi ini memiliki beberapa fasilitas berupa lapangan basket, lapangan futsal, area air mancur dan gedung untuk riset pengembangan teknologi dan inovasi. Solo Technopark ini bisa dikatakan ruang publik kreatif bagi masyarakat Solo.
Gibran Rakabuming juga membangun selter Manahan yang selesai dibangun pada Desember 2022. Pembangunan Selter Manahan ini menghabiskan anggaran sekitar Rp. 15 Miliar bersumber dari APBD kota Surakarta. Selter Manahan Solo ini memiliki konsep food court yang berdampingan dengan jogging track dan area parkir.
Ia juga melakukan revitalisasi Lokananta yang memiliki luas 2,1 hektar. Bersama Kementerian BUMN melalui PT. Danereksa (Persero) dan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Pembangunan Lokananta ini dimulai pada bulan November 2022 dan diselesaikan dalam waktu enam bulan.
Kini Lokananta versi baru memiliki lima pilar utama yaitu Museum atau Galeri Studio Rekaman, Area Pertunjukan, Area Kuliner dan Galeri UMKM.
Gibran juga melakukan pembangunan Sentra IKM Mebel Gilingan. Sentra IKM Mebel ini menempati lahan sekitar 5.000 meter persegi, dimana nantinya Sentra IKM Mebel ini diarahkan sebagai fasilitas penting untuk mendukung kualitas dan pemasaran produk-produk mebel.
Gibran juga melakukan revitalisasi Pura Mangkunegara yaitu Taman Pracima yang ada di kompleks Pura Mangkunegaran. Taman Pracima Tuin ini memiliki keindahan layaknya taman Raja yang dipenuhi dengan bunga-bunga cantik, bangunan estetik dan air mancur. Saat ini Taman Pracima Tuin menjadi salah satu destinasi wisata di kota Surakarta.
Ada pun program lainnya dari Pemerintah kota Surakarta yaitu revitalisasi Taman Satwa Taru Jurug yang kini berganti menjadi Solo Safari. Tempat ini kini menjadi salah satu tempat wisata di Solo.
Selain itu, Gibran juga melakukan revitalisasi Ngarsopuro dan Koridor Gatot Subroto. Konsep penataan kawasan Ngarsopuro adalah memperpanjang lokasi Night Market Ngarsopuro dari Jalan Diponegoro ke selatan hingga koridor Jalan Gatot Subroto sepanjang 390 meter menjadi pusat industri kreatif.
Masa Kini
Gerakan Gibran Rakabuming terus menjadi sorotan media, ini semua bermula ketika ia diwacanakan masuk dalam kancah Pemilu 2024. Gibran kerap melakukan manuver politik dan mewarnai pemberitaan media-media nasional.
Baru-baru ini, Gibran akhirnya blak-nlakan mengenai perlakuan yang dialaminya dalam dinamika kepartaian yang baru digelutinya seumur jagung. Sebagai generasi muda, Gibran diduga gerah kerap dijuluki hal-hal yang menurutnya tak dapat diterima nalar generasinya yang disematkan para kaum tua di partai yang diikutinya. Gibran berkali-kali menekankan bahwa cara menjaring simpati anak muda dalam politik berbeda dengan zaman dahulu.